Masa ini juga disebut juga masa pueral , yaitu masa
peralihan dari kanak-kanak ke remaja.
Pada
anak perempuan, masa ini lebih singkat dibandingkan dengan anak laki-laki. Pada
masa ini, terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu meningkatnya hormon
seksualitas, dan mulai berkembangnya organ-organ seksual serta organ-organ
reproduksi remaja. Di samping itu, perkembangan intelektualitas yang sangat
pesat juga terjadi pada fase ini.
Akibatnya
, remaja-remaja ini cenderung bersikap suka mengkritik (karena merasa tahu
segalanya), yang sering diwujudkan dalam bentukpembangkangan ataupun
pembantahan terhadap orang tua. Mulai menyukai orang dewasa yang dianggapnya
baik, serta menjadikannya sebagai “hero” atau pujaannya.
Perilaku
ini akan diikuti dengan meniru segala yang dilakukan oleh pujaannya, seperti
model rambut, gaya bicara, sampai dengan kebiasaan hidup pujaan tersebut.
Selain itu, pada masa ini remaja juga
cenderung lebih berani mengutarakan keinginan hatinya, lebih berani
mengemukakan pendapatnya, bahkan akan mempertahankan pendapatnya sekuat
mungkin. Hal ini yang sering ditanggapi orang tua sebagai pembangkangan.
Remaja
tidak ingin diperlakukan sebagai anak kecil lagi. Mereka lebih senang bergaul
dengan kelompok yang dianggapnya sesuai dengan kesenangannya. Mereka juga
semakin berani menentang tradisi orang tua yang dianggapnya kuno dan
tidak/kurang berguna, maupun peraturan-peraturan yang menurut mereka tidak
beralasan, seperti tidak boleh mampir ke tempat lain selepas sekolah, dan sebagainya.
Mereka akan semakin kehilangan minat untuk bergabung dalam kelompok sosial yang
formal, dan cenderung bergabung dengan teman-teman pilihannya. Misalnya, mereka
akan memilih main ke tempat teman karibnya daripada bersama keluarga berkunjung
kerumah saudara.
Tapi pada saat yang sama, mereka juga
butuh pertolongan dan bantuan yang selalu siap sedia dari orang tuanya , jika
mereka tidak mampu menjelmakan keinginannya. Pada saat ini adalah saat yang
kritis jika orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan psikisnya untuk mengatasi
konflik yang terjadi saat itu, remaja akan mencarinya dari orang lain. Orang
tua harus ingat, bahwa masalah yang dihadapi remaja, meskipun bagi orang tua
itu merupakan masalah sepele, tetapi bagi remaja itu adalah masalah yang sangat
berat. Orang tua tidak boleh berpikir “yaampun… itu kan hal kecil. Masak kamu
tidak bias menyelesaikannya? Bodoh sekali kamu!”, dan sebagainya. Tetapi
perhatian seolah-olah orang tua mengerti bahwa masalah itu berat sekali bagi
remajanya. Akan terekam dalam otak remaja itu bahwa orang tuanya adalah jalan
keluar terbaik baginya. Ini akan mempermudah orang tua untuk mengarahkan
perkembangan psikis anaknya.
Masa pubertas (14-16 tahun)
Masa ini disebut juga masa remaja awal,
dimana perkembangan fisik mereka begitu menonjol. Remnaja sangat cemas akan
perkembangan fisiknya, sekaligus bangga bahwa itu menunjukkan bahwa mereka
bukan anak-anak lagi. Pada masa ini, emosi remaja menjadi sangat labil akibat
dari perkembangan hormone-hormon seksualnya yang begitu pesat. Keinginan
seksual juga mulai kuat muncul pada masa ini. Pada remaja wanita ditandai
dengan datangnya menstruasi yang pertama. Sedangkan pada remaja pria ditandai
dengan datangnya mimpi basah yang pertama. Remaja akan merasa bingung dam malu
akan hal ini, sehingga orang tua harus mendampinginya serta memberikan
pengertian yang baik dan benar tentang seksualitas. Jika hal ini gagal
ditangani dengan baik, perkebangan psikis mereka khususnya dalam hal pengenalan
diri/gender dan seksualitasnya akan terganggu. Kasus-kasus gay dan lesbi banyak
diawali dengan gagalnya perkembangan remaja pada tahap ini.
Disampin g itu remaja mulai mengerti
tentang gengsi, penampilan, dan daya tarik seksual. Karena kebingungan mereka
ditambah labilnya emosi akibat pengaruh perkembangan seksualitasnya, remaja
sukar diselami perasaannya. Kadang mereka bersikap kasar, kadang lembut, kadang
suka melamun, dilain waktu dia begitu ceria. Perasaan social remaja dimasa ini
semakin kuat, dan mereka bergabung dengan kelompok yang disukainya dan membuat
peraturan-peraturan dengan pikirannya sendiri.
Masa akhir pubertas (17-18
tahun)
Pada masa ini, remaja yang mampu melewati
masa sebelumnya dengan baik, akan dapat menerima kodratnya, baik sebagai
laki-laki, maupun perempuan. Mereka juga bangga karena tubuh mereka dianggap
menentukan harga diri mereka. Masa ini berlangsung sangat singkat. Pada remaja
putrid masa ini berlangsung lebih singkat daripada remaja pria, sehingga proses
kedewasaan remaja putrid lebih cepat dicapai dibandingkan remaja pria. Umumnya
kematangan fisik dan seksualitas mereka sudah tercapai terpenuhnya. Namun
kematangan psikologis belum tercapai sebelumnya.
Periode remaja Adolesen (19-21
tahun)
Pada periode ini umumnya remaja sudah
mencapai kematangan yang sempurna, baik segi fisik, emosi maupun psikisnya.
Mereka akan mempelajari berbagai macam yang abstrak dan mulai memperjuangkan
suatu yang idealism yang didapat dari pikiran mereka. Mereka mulai menyadari
bahwa mengkritik itu lebih mudah daripada menjalaninya. Sikapnya terhadap
kehidupan mulai terlihat jelas seperti cita-citanya, minatnya, bakatnya, dan
sebagainya. Arah kehidupannya serta sifat-sifat yang menonjol akan terlihat
jelas pada fase ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar