Dalam
perkembangan sosio emosional remaja, terdapat suatu bahasan menarik mengenai
remaja dalam pemahaman pekerjaan dan juga dalam penentuan
pemilihan karir pekerjaan. Dalam keadaan yang normal, seseorang dapat memilih suatu pekerjaan yang disenanginya. Dalam hal ini subjektifitas
orang akan nampak. Pada anak-anak dan remaja unsur subjektifnya tadi masih
sangat menguasai sehingga pilihannya tadi tidak bisa terlalu realistis.
Misalnya anak kecil ingin menjadi sopir bis karena atas dasar
pengalamannya yang masih terbatas, dirasa begitu menarik untuk duduk di
belakang stir kendaraan yang begitu besar. Pilihan pekerjaan yang sungguh-sungguh bukanlah suatu
tindakan sesaat saja, melainkan merupakan hasil suatu proses pemikiran dan
pengalaman tertentu, walaupun hasilnya nanti mungkin juga dapat bersifat
sementara lagi.
Dalam
kenyataannya seorang remaja ketika menentukan pilihan karir, seringkali tidak
dilakukannya sendiri. Berk (1993) menyatakan bahwa penentuan dan pemilihan
karir seorang remaja ditentukan oleh berbagaa faktor diantaranya orang tua,
teman-teman, gender, dan karakteristik diri sendiri. Berikut adalah penjelasan
mengenai faktor yang mempengaruhi pemilihan karir pekerjaan pada remaja.
Orang Tua
Orang
tua ikut berperan dalam menentukan arah pemilihan karir pada anak remajanya.
Walaupun pada akhirnya keberhasilan dalam menjalankan karir selanjutnya sangat
tergantung pada kecakapan dan keprofesionalan pada anak yang menjalaninya.
Karena hal ini berkaitan dengan masalah pembiayaan pendidikan, masa depan
anaknya agar terarah dengan baik, maka sekalipun orang tua turut ikut campur
agar anaknya memilih program studi yang mampu menjamin kehidupan karirnya.
Biasanya
orang tua yang berkecukupan secara ekonomi menghendaki anaknya untuk memilih program
studi yang cepat menghasilkan nilai materi, misalnya fakultas ekonomi
(akuntasi, manajemen), teknik, farmasi, kedokteran (umum dan gigi) dan
lain-lain. Anggapan orang tua, anak yang mampu memasuki program ini tentu akan
terjamin masa depannya.
Dalam
kenyataannya tak selamanya yang menjadi pilihan orang tua akan berhasil
dijalankan oleh anaknya, kalau tidak disertai oleh minat bakat, kemampuan,
kecerdasan, motivasi internal dari anak yang bersangkutan, hal inilah yang
perlu diperhatikan.
Teman (Peer Group)
Tidak
dipungkiri, pada kenyataannya, lingkungan pergaulan dalam kelompok remaja cukup
memberi pengaruh pada diri seseorang dalam memilih jurusan program studi di SMA
maupun Perguruan Tinggi. Mereka mungkin merasa tidak enak kalau tidak sama
dalam pemilihan jurusan atau program studi. Pengaruh teman kelompok sebaya ini
bersifat eksternal. Bila remaja tidak mempunyai dorongan internal, minat bakata
atau kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas atau tuntutan,
maka kemungkinan akan mengalami kegagalan.
Peran Jenis Gender
Stereotype
masyarakat seringkali telah menilai terhadap jenis kelamin seseorang.
Masyarakat menghendaki agar jenis tugas atau pekerjaan tertentu dilakukan oleh
jenis kelamin tertentu pula. Memang baik diakui atau tidak, jenis kelamin
kadang-kadang menentukan seseorang dalam memilih karir pekerjaan. Seorang
perempuan mungkin akan mengambil karir yang kiranya dapat dijalaninya, tanpa
banyak hambatan dengan peran jenis gendernya nanti di kemudian hari, misalnya
sekretaris, dokter anak, psikolog anak, guru atau dosen, penunggu atau penjaga
toko dan sebagainya. Demikian pula sebaliknya seorang laki-laki akan memilih
sesuai dengan dirinya misalnya tentara, polisi, hakim, jaksa dan lain
sebagainya.
Karakteristik Kepribadian Individu
Hal-hal
yang berkaitan dengan karakteristik pribadi yang mempengaruhi pemilihan program
studi maupun karir individu, diantaranya bakat minat, kepribadian, dan
intelektual. Sudah banyak lembaga pendidikan SMA yang mengadakan tes psikologi
dengan membantu siswa-siswinya dalam menentukan jurusan agar sesuai dengan
minat dan bakatnya. Hal ini untuk menghindari penyesalan dalam pengambilan
studinya atau merasa tidak cocok dengan minat bakatnya.
Keberhasilan
dalam memilih dan menjalankan program studi serta karir pekerjaan sangat
ditentukan karakteristik kepribadian individu yang bersangkutan. Individu yang
memiliki minat, kemampuan, kecerdasan, motivasi internal, tanpa ada paksaan
dari orang lain, biasanya akan mencapai keberhasilan dengan baik. Keberhasilan
tidak dapat diukur secara materi finansial yang melimpah, tetapi seberapa besar
nilai kepuasan hidup yang diperoleh melalui pilihan-pilhan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar